Showing posts with label budaya. Show all posts
Showing posts with label budaya. Show all posts

Thursday, October 24, 2013

Kue keranjang, wajib saat Imlek

Imlek sudah lewat, tapi ngga ada salahnya nambah ilmu tentang tradisi. Tradisi yang mau di bahas ini tentang kue yang wajib ada saat imlek atau tahun baru Cina. Sudah pernah coba Kue Keranjang belum? Kalo belum cepet-cepet deh nyoba…sayang kan, kue enak begini ngga pernah nyoba. Keberadaanya memang jarang kalo ngga pas event imlek, tapi kalo beruntung bisa nemu kok di pasar tradisional atau pasar di daerah Jakarta Kota yang banyak menjual keperluan ibadah Budha atau Kong Hu Cu. Yang paling penulis tunggu saat imlek, selain kemeriahan acaranya, ya kue keranjang ini, mmm…manis, kenyal, lengket…seru deh makannya…:D



Kue keranjang disebut juga sebagai Nian Gao atau dalam dialek Hokkian Tii Kwee yang artinya kue manis. Nian Gao, kata Nian sendiri berarti tahun dan Gao berarti kue dan juga terdengar seperti kata tinggi, oleh sebab itu kue keranjang sering disusun tinggi atau bertingkat. Makin ke atas makin mengecil kue yang disusun itu, yang memberikan makna peningkatan dalam hal rezeki atau kemakmuran. Pada zaman dahulu banyaknya atau tingginya kue keranjang menandakan kemakmuran keluarga pemilik rumah. Biasanya kue keranjang disusun ke atas dengan kue mangkok berwarna merah di bagian atasnya. Ini adalah sebagai simbol kehidupan manis yang kian menanjak dan mekar seperti kue mangkok.


Disebut kue keranjang karena wadah cetaknya yang berbentuk keranjang. Kue yang terbuat dari tepung ketan dan gula, serta mempunyai tekstur yang kenyal dan lengket. Sering dipanggil dengan sebutan dodol cina karena “lengket”-nya itu. Kue ini merupakan salah satu kue khas atau wajib perayaan tahun baru Imlek. Kue keranjang ini mulai dipergunakan sebagai sesaji pada upacara sembahyang leluhur, enam hari menjelang tahun baru Imlek dan puncaknya pada malam menjelang tahun baru Imlek. Sebagai sesaji, kue ini biasanya tidak dimakan sampai Cap Go Meh (malam ke-15 setelah Imlek).

Dipercaya pada awalnya, kue ini ditujukan sebagai hidangan untuk menyenangkan dewa Tungku agar membawa laporan yang menyenangkan kepada raja Surga. Selain itu, bentuknya yang bulat bermakna agar keluarga yang merayakan Imlek tersebut dapat terus bersatu, rukun dan bulat tekad dalam menghadapi tahun yang akan datang.

Di Cina terdapat kebiasaan saat tahun baru Imlek untuk terlebih dahulu menyantap kue keranjang sebelum menyantap nasi sebagai suatu pengharapan agar dapat selalu beruntung dalam pekerjaannya sepanjang tahun.
Kue yang terbuat dari beras ketan dan gula ini dapat disimpan lama, bahkan dengan dijemur dapat menjadi keras dan awet. Setelah keras dapat diolah dengan digoreng menggunakan tepung dan telur ayam kemudian disajikan hangat-hangat. Dapat pula dijadikan bubur dengan dikukus kemudian ditambahkan bumbu-bumbu kesukaan. :D

Gambar : google images

Wednesday, October 23, 2013

Beraneka ragam warisan kebudayaan

Negeri kita tercinta ini memiliki tagline yang selalu digenggam erat oleh maskot negara kita burung garuda, tagline tersebut adalah BHINEKA TUNGGAL IKA, untuk info saja arti dari tagline tersebut adalah BERBEDA BEDA TETAPI TETAP SATU JUA. yup keren ya taglinenya, salut untuk yg nemuin. mungkin dia cikal bakal dari copy writer2 keren yg ada sekarang ini….
Dalam tagline itu pula kita, negara kepulauan terbesar di dunia ini terikat dalam satu kebangsaan walaupun dalam kenyataannya negara kita ini diberi anugerah dengan melimpahnya warisan budaya yang sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu. dan jika dilihat dari jumlah provinsi maka negeri ini di beri anugrah dengan jumlah 33 provinsi. jumlah yang teramat sangat banyak untuk warisan budaya yang ada.

Setelah warisan yang melimpah ini ada maka apa yang dapat kita lakukan??. sebagai generasi ke sekian dari pewaris negeri ini, maka banyak yg dapat kita lakukan untuk itu…… tidak dengan cara menjual monumen dan patung kakek si pahlawan besar itu juga sih.
Tetapi hanya melestarikan dalam bentuk undangan adalah salah satu hal kecil yang bisa kami lakukan untuk tidak hanya melestarikan tetapi juga mempelajari dan mempromosikan atau setidaknya sekedar sharing apa yang sudah kami pelajari dalam bentuk info dibalik pembuatan undangan2 yang kami buat.

Menyenangkan ternyata untuk menggali sebagian kecil dari warisan budaya negara kita yang kaya ini. biasanya hanya diambil dari struktur atau ornamen2 ukiran yang terdapat dalam bangunan atau pakaian adat, atau menggunakan bentuk dan warna yang ada dalam lingkungan adat budaya budaya yang ada.
Menyenangkan untuk eksplorasi bentuk, warna, bahan, sampai teknik cetak dalam proses pembuatan undangan etnik ini.
Menyenangkan untuk mempelajari ini kembali, setelah sekian lama ikut arus reformasi bebas tanpa batas dan tanpa akhir ini, yang membawa kami jauuuuuuh sekali meninggalkan budaya negara sendiri, untuk contoh saja terakhir SD saya belajar pakaian adat, apalagi bahasanya, apalagi seni bangunannya ya? dan sekarang saya mencarinya di google. dan Alhamdulillah untung masih ada.
Upaya kami ini bukan untuk protes ke negara tetanga yang suka “mencuri” warisan negara kita tercinta ini. upaya kami juga bukan bentuk “ngambek” kpd pemerintah yang sangat cuek tp berubah galak jika warisannya dicuri, tp kl blm dicuri dicuekin sebenernya. upaya kami ini hanya untuk meneruskan ide ide liar para pembuat warisan, hanya saja beda media dan hasil akhir. :)

Tolong sempurnakan usaha kecil dan sederhana kami dengan mengirimkan info atau apapun untuk membuat kami lebih layak untuk menjalani proses pelestarian ini kawan2, mohon dukungan kalian dengan info atau kritik sekalipun yang bersifat membangun untuk sekedar mengingatkan kami bahwa negara ini memang benar benar benar benar besar sekali……

Thx,
Wassalamu’alaikum
B2L