Thursday, October 24, 2013

Mengenal Henna dan Manfaatnya

Wanita memang makhluk Tuhan yang paling indah, itulah mengapa keindahan wanita bisa mempesona seluruh dunia. Sadar akan kodratnya sebagai makhluk yang indah, banyak cara wanita untuk mempertahankan dan menambah keindahan raganya. Sejak jaman Mesir kuno, wanita memperindah tubuhnya dengan berbagai macam cara, salah satunya adalah dengan mewarnai tubuh, menggunakan Henna. Pemakaian henna sudah dikenal pada 400 Masehi di India untuk mewarnai rambut. Pada kebudayaan Romawi dan Spanyol Henna juga dikenal untuk menulis pada lembar papyrus sejak abad 16 SM. Sedangkan di Syria dan Mesir Henna dikenal sejak abad 14 SM, sebagai bahan kecantikan dan juga obat-obatan.
Henna tak hanya berfungsi sebagai bahan pewarna tubuh, bibir ataupun rambut, tetapi juga ternyata memiliki khasiat medis. Karena hal ini, penggunaan Henna masih popular hingga sekarang. Walaupun warna Henna pada kulit dan rambut hanya bersifat sementara, tapi Henna mampu menjaga kualitas rambut dan kulit si pemakai karena mengandung banyak protein.


Dan karena banyak mengandung protein pula, Henna juga dipakai dalam proses menyamak kulit hewan, sutra dan wool, untuk kebutuhan pakaian, sepatu, tas dan lain-lain. Bahkan di Maroko, fungsi Henna adalah termasuk untuk pengusir serangga, pencegah jamur dan lapuk. Masyarakat Mesir kuno juga percaya bahwa pemakaian Henna mampu mendatangkan keberuntungan dan nasib baik, mengusir setan, menjauhkan energi negatif dan karena alami, dipercaya juga dapat menyuburkan. Di Arab, Henna juga menjadi perlambang kesehatan dan sensualitas. Dalam tradisi Pakistan dan India, pemakaian Henna dikhususkan pada momen tertentu saja, yaitu pernikahan, karena masyarakat disana percaya dengan memakai Henna mertua akan senang dan menerima sang pengantin wanita.


Hingga saat ini, Henna masih digunakan untuk menghias tubuh dan pewarnaan rambut. Henna terbuat dari daun Henna, yang nama latinnya Lawsonia inermis. Tanaman Henna banyak tumbuh di daerah Timur Tengah, Afrika, India dan Australia. Kini Henna banyak dibudidayakan di India, Bangladesh, Pakistan, Moroko, Yaman, Iran, Afghanistan, Somalia, Tunisia, Libya, Arab Saudi dan Mesir. Pohon Henna berbatang dan daun lebat, dengan tinggi 2-6meter.

Daun Henna dikeringkan lalu dihancurkan, kemudian dicampurkan dengan air untuk membentuk pasta dan siap untuk diaplikasikan pada kulit atau rambut. Zat Lawsone yang terdapat pada daun Henna akan diserap kulit terluar dan akan meninggalkan warna merah kecoklatan, yang bertahan hingga terjadi pergantian kulit terluar atau eksfoliasi.

Fungsi Henna sebenarnya sama dengan Tato, untuk memperindah tubuh dengan warnanya dan bentuk-bentuk indah. Justru pemakaian Henna jauh lebih mudah daripada Tato. Tak perlu merajam tubuh dengan perihnya tusukan jarum. Cukup diaplikasikan dengan kuas khusus bak melukis atau langsung dari tubenya. Kalau bosan dengan bentuk atau pola Tato, maka harus dihilangkan dengan cara yang sulit dan mahal pula, yaitu dengan teknologi laser, hiii….udah buatnya susah, hilanginnya juga susah…Diberbagai Negara, Henna memiliki beragam nama, namun cara pengaplikasiannya hampir sama. Sebagian tradisi dan kebudayaan mengkhususkan penggunaan Henna untuk menandai seorang perempuan telah dewasa.

Penggunaan Henna di berbagai wilayah di nusantara juga telah dikenal sejak lama, terutama Kalimantan dan Sumatera. Pengaplikasianya pun sama, tujuannya selain untuk mempercantik, penggunaan Henna juga dimaksudkan sebagai penangkal gangguan dan penarik berkah, keberuntungan dan kebahagiaan.

Owh iya, tapi hati-hati juga dalam memakai Henna, karena ada istilah Black Henna, yang banyak orang salah paham tentang istilah ini. Kesalahpahaman ini timbul pada akhir abad ke-19, saat orang-orang didunia barat mulai banyak menggunakan pewarna rambut yang berasal dari tumbuhan. Namun pemakaian Henna pada rambut hanya menghasilkan warna merah-jingga yang agak transparan, sehingga ditambahkanlah zat lain yaitu Para-Phenylenediamine (PPD) dengan kadar yang ditetapkan untuk membuat warna gelap.
Warna gelap juga ternyata lebih banyak disukai untuk pewarnaan tubuh atau body art. Dengan metode khusus memang hasil pemakaian Henna pada tubuh akan meninggalkan warna merah kecoklatan yang lebih gelap, namun tidak bisa menjadi benar-benar gelap. Karenanya pewarna rambut yang berbahan dasar Para-Phenylenediamine (PPD) ditambahkan untuk menjawab keinginan pasar. Namun jelas, ini didasari hanya pada keuntungan materi semata, tanpa memikirkan dampak yang dapat ditimbulkannya. Hasil campuran inilah yang disebut dengan Black Henna, padahal kandungan Henna yang terdapat didalamnya sangat rendah. Penggunaan PPD selain menghasilkan warna gelap seperti tato sungguhan juga tak perlu menunggu lama untuk melihat hasilnya, cukup 40 menit bahkan kurang, tak seperti Henna yang mesti menunggu berjam-jam untuk penyerapan zat warna secara optimal.

PPD dapat menimbulkan reaksi alergi yang kuat jika kontak dengan kulit ataupun terhirup sehingga masuk ke saluran pernapasan. Rekasi yang paling umum adalah dermatitis atau iritasi, namun pada penelitian lebih lanjut, ternyata juga bisa menyebabkan gagal ginjal akut, angioedema atau pembengkakan, asma, kematian sel otot, bahkan yang paling parah adalah kematian..syeeerreeemm.. Reaksi pada kulit karena penggunaan PPD biasanya terjadi dalam 3-12 hari.
Pada pewarna rambut, memang selalu menggunakan PPD, bahkan pewarna rambut berbahan herbal sekalipun tapi kadarnya tidak sampai 6%. Dan dalam instruksi penggunaannya juga dengan jelas tercantum bahwa tangan harus dilindungi dengan sarung tangan, bahan pewarna tidak boleh menyentuh kulit kepala dalam waktu yang lebih dari anjuran dan harus dibilas hingga bersih dalam waktu yang telah ditentukan. Wow…bisa dibayangkan jika penggunaan PPD untuk body art, kadarnya bisa lebih dari 60%, dan pengaplikasian pada kulit lebih dari setengah jam, hiiii…jelas aja reaksinya bisa mengerikan. Parahnya, pemakaian PPD terjadi dan terus berlangsung salah satunya adalah karena lebih murah dan mudah untuk didapatkan daripada Henna, dan juga karena peminatnya banyak.

Hehehe…jangan jadinya takut pakai Henna setelah baca tulisan ini ya…cukup sedikit repot dengan menanyakan lebih lanjut pada artist Body Art kamu, apakah Henna yang digunakan adalah Henna yang sebenarnya, tanpa embel-embel si PPD ini. Pertanyaan ini menjadi wajib untuk dilontarkan kalau Body Art kamu lakukan di objek-objek wisata, hmm…sekalian nanya nama si artistnya yah, biar ngga terjadi hit and run, untuk preventif saja…:D

Gambar : google images

No comments:

Post a Comment