Siapa siy yang ngga suka cokelat? Hehehhe yang pasti bukan saya, karena saya syuuuukkkaaaa banget sama si Cokelat.
Cokelat umum dikonsumsi sebagai makanan/camilan favorit dan juga
diberikan sebagai hadiah atau bingkisan karena bentuk, corak, dan rasa
yang unik. Bahkan coklat juga lazim sebagai lambang pernyataan cinta,
yoi…apalagi Valentine-an, makin popular aja ni Si Coklat…
Cokelat dihasilkan dari kakao, yang diperkirakan mula-mula tumbuh
di daerah Amazon utara sampai ke Amerika Tengah. Dokumentasi paling awal
tentang cokelat ditemukan pada penggunaannya di sebuah situs pengolahan
cokelat di Puerto Escondido, Honduras sekitar 1100 -1400 tahun sebelum
masehi. Residu yang diperoleh dari tangki-tangki pengolahan ini
mengindikasikan bahwa awalnya penggunaan kakao tidak diperuntukkan untuk
membuat minuman saja, namun selaput putih yang terdapat pada biji kokoa
lebih condong digunakan sebagai sumber gula untuk minuman beralkohol.
Residu cokelat yang ditemukan pada tembikar yang digunakan oleh
suku Maya kuno di Río Azul, Guatemala Utara, menunjukkan bahwa Suku Maya
meminum cokelat di sekitar tahun 400 SM. Peradaban pertama yang
mendiami daerah Meso-Amerika itu mengenal pohon “kakawa” yang buahnya
dikonsumsi sebagai minuman xocolātl yang berarti minuman pahit.
Menurut mereka, minuman ini perlu dikonsumsi setiap hari, entah untuk
alasan apa. Namun, tampaknya cokelat juga menjadi simbol kemakmuran.
Cara menyajikannya pun tak sembarangan. Dengan memegang wadah cairan ini
setinggi dada dan menuangkan ke wadah lain di tanah, penyaji yang ahli
dapat membuat busa tebal, bagian yang membuat minuman itu begitu
bernilai. Busa ini sebenarnya dihasilkan oleh lemak kokoa (cocoa butter).
Biji dari pohon kakao ini sendiri sangat pahit dan harus difermentasi
agar rasanya lebih bisa diterima oleh lidah. Setelah dipanggang dan
dibubukkan hasilnya adalah cokelat atau kokoa.
Ketika peradaban Maya klasik runtuh
(sekitar tahun 900) dan digantikan oleh bangsa Toltec, biji kokoa
menjadi komoditas utama Meso-Amerika. Bagi suku Aztec biji kokoa
merupakan “makanan para dewa” (theobroma, dari bahasa
Yunani). Biasanya biji kokoa digunakan dalam upacara-upacara keagamaan
dan sebagai hadiah, bahkan sering digunakan sebagai mata uang.
Di awal abad ke-17, cokelat menjadi minuman penyegar yang digemari di istana Spanyol. Sepanjang abad itu, cokelat menyebar di antara kaum elit Eropa, kemudian lewat proses yang demokratispedagang. Kira-kira 100 tahun setelah kedatangannya di Eropa, begitu terkenalnya cokelat di London, sampai didirikan “house of chocolate” untuk menyimpan persediaan cokelat. Rumah cokelat pertama dibuka pada 1657. harganya menjadi cukup murah, dan pada akhir abad itu menjadi minuman yang dinikmati oleh kelas
Di tahun 1689 seorang dokter dan kolektor bernama Hans Sloane, mengembangkan sejenis minuman susu cokelat di Jamaika dan awalnya diminum oleh suku apothekari, namun minuman ini kemudian dijual oleh Cadbury bersaudara. Hohoho jadi tau deh asal dari merek dagang yang satu itu J.
Semua cokelat Eropa awalnya dikonsumsi sebagai minuman. Baru pada
1847 ditemukan cokelat padat. Orang Eropa juga mengganti banyak bumbu
sehingga sesuai dengan selera mereka sendiri mulai dari resep khusus
yang memerlukan ambergris, zat warna keunguan berlilin yang diambil dari
dalam usus ikan paus, hingga bahan lebih umum seperti kayumanis atau
cengkeh. Namun, yang paling sering ditambahkan adalah gula.
Cokelat Eropa awalnya diramu dengan cara yang sama dengan yang
digunakan suku Maya dan Aztec. Bahkan sampai sekarang, cara Meso-Amerika
kuno masih dipertahankan, tetapi di dalam mesin industri. Biji kokoa
masih sedikit difermentasikan, dikeringkan, dipanggang, dan digiling.
Namun, serangkaian teknik lebih rumit pun dimainkan. Bubuk cokelat
diemulsikan dengan karbonasi kalium atau natrium agar lebih mudah
bercampur dengan air (dutched, metode emulsifikasi yang ditemukan orang
Belanda), lemaknya dikurangi dengan membuang banyak lemak kokoa (defatted), digiling sebagai cairan dalam gentong khusus (conched), atau dicampur dengan susu sehingga menjadi cokelat susu (milk chocolate).
Rasa cokelat
Rasa cokelat masih sulit didefinisikan. Dalam bukunya Kaisar
Cokelat (Emperors of Chocolate), Joel Glen Brenner menggambarkan riset
terkini tentang rasanya. Menurutnya rasa cokelat tercipta dari campuran
1.200 macam zat, tanpa satu rasa yang jelas-jelas dominan. Sebagian dari
zat itu rasanya sangat tidak enak kalau berdiri sendiri.
Kok Enak Ya Kalo Makan Coklat?
Efek psikologis yang terjadi saat menikmati cokelat dikarenakan
titik leleh lemak kokoa ini terletak sedikit di bawah suhu normal tubuh
manusia. Sebagai ilustrasi, bila anda memakan sepotong cokelat, lemak
dari cokelat tersebut akan lumer di dalam mulut. Lumernya lemak kokoa
menimbulkan rasa lembut yang khas dimulut, riset terakhir dari BBC
mengindikasikan bahwa lelehnya cokelat didalam mulut meningkatkan
aktivitas otak dan debaran jantung yang lebih kuat daripada aktivitas
yang dihasilkan dari ciuman mulut ke mulut, dan juga akan terasa empat
kali lebih lama bahkan setelah aktivitas ini berhenti.
Pemalsuan rasa
Pemalsuan rasa cokelat sering terjadi karena kokoa adalah bahan
yang relatif mahal dibandingkan dengan gula atau minyak nabati. Kedua
bahan ini sering digunakan untuk menggantikan kokoa.
Lemak kokoa sering digantikan minyak yang lebih murah, seperti
lesitin dari kedelai atau minyak palem. Selain soal harga, dengan kedua
bahan ini pelapisan cokelat menjadi lebih mudah. Perbandingan kokoa
padat (komponen nonlemak pada biji yang digiling) juga cenderung rendah.
Dalam cokelat batangan, misalnya, sekitar 20% gula-gula itu diisi
cokelat.
Cokelat premium, di sisi lain, biasanya mengandung sekitar 50 – 70%
cokelat padat. Karena mengandung lebih sedikit gula dan mungkin juga
sedikit minyak nabati, cokelat pekat ini mengandung lebih sedikit kalori
dari produk cokelat pada umumnya. Pantaslah bila para pencinta cokelat
sering “protes” gara-gara cokelat disalahkan untuk masalah yang
sebenarnya disebabkan oleh konsumsi gula berlebihan.
Kandungan cokelat
Cokelat mengandung alkaloid seperti teobromin, fenetilamina, dan
anandamida, yang memiliki efek fisiologis untuk tubuh.
Kandungan-kandungan ini banyak dihubungkan dengan tingkat serotonin
dalam otak. Menurut ilmuwan cokelat yang dimakan dalam jumlah normal
secara teratur dapat menurunkan tekanan darah. Cokelat hitam akhir-akhir
ini banyak mendapatkan promosi karena menguntungkan kesehatan bila
dikonsumsi dalam jumlah sedang, termasuk kandungan anti oksidannya yang
dapat mengurangi pembentukan radikal bebas dalam tubuh.
Racun bagi hewan tertentu
Adanya kandungan teobromin dalam cokelat bisa menjadi racun
untuk sebagian hewan bila dikonsumsi. Hewan-hewan yang bereaksi
keracunan pada kandungan teobromin diantaranya adalah kuda, anjing,
burung kakaktua, tikus jenis kecil dan kucing (khususnya anak kucing),
ini dikarenakan metabolisme tubuh mereka tidak dapat mencerna kandungan
kimia ini secara efektif. Bila mereka diberi makan cokelat maka
kandungan teobromin akan tetap berada dalam aliran darah mereka hingga
20 jam, akibatnya hewan-hewan ini mungkin mengalami epilepsi dan
kejang-kejang, serangan jantung, pendarahan internal, dan pada akhirnya
menyebabkan kematian. Penanggulangannya adalah dengan merangsang
hewan-hewan ini agar memuntahkan cokelat dan secepat mungkin membawa
mereka ke dokter hewan.
Gambar : googles images
No comments:
Post a Comment